Cultural Studies
Pengantar :
Teori ini merupakan teori yang diteliti dan dikembangkan oleh Stuart Hall. Beliau seorang profesor sosiologi yang lahir di
Jamaika. dimana perkembangan media
saat itu sangat berkembang pesat dan hanya yang memiliki kekuatanlah yang mampu
menyuarakan suaranya. Cultural Studies
atau kajian budaya adalah studi yang mempelajari kebudayaan atas praktek
signifikasi representasi dengan cara mengeksplorasi pembentukan makna pada
beragam konteks. Karena Hall percaya sebuah teori dan penelitian ada untuk
memberikan kekuasaan atau kekuatan pada orang – orang yang hidup di lapisan
terluar di dalam masyarakat, orang yang tidak ingin menyuarakan keinginannya
hanya akan berebut tempat untuk bertahan hidup. Teori yang diteliti oleh Hall
dan banyak dipengaruhi oleh pemikiran Marxis yang melihat bahwa terdapat
hubungan kekuatan atau kekuasaan dibalik praktek masyarakat, terutama dalam
praktek komunikasi massa dan media massa.
Nama teori :
Media menampilkan kepura-puraan bahwa masyarakat bersatu
dalam common norms, kesempatan yang
setara, penghormatan terhadap perbedaan, kesamaan hak bersuara, hak-hak
individual, dan penegakan hukum. Hall menyatakan bahwa segala repetisi yang
bersih yang disebut informasi, tidak mungkin melenyapkan karakter kotor,
semiotic, semantic, dan discursive yang sifatnya fundamental media tersebut
dalam dimensi budayanya. Ia menggunakan istilah articulate untuk menyatakan speaking
out tentang penindasan, dan istilah linking
untuk menghubungkan bahwa penaklukan yang dilakukan oleh media komunikasi dapat
terjadi karena media bergerak di bidang dimana makna dibentuk. Cultural Studies termasuk bidang kompleks, dimana
untuk memahaminya. Kita dituntut harus memahami dari dasar..
Hall mengatakan bahwa fungsi
utama didalam berceramah berpidato di depan umum ialah menciptakan makna.
Dimana ungkapan Words don’t mean; people mean. Yang berarti kata bukanlah
sebuah makna tapi ialah manusia sendiri yang memberikan kata.
Corporate
Control of Mass Communication
Mengawasi secara
terpadu dari berbagai sumber informasi yang ada dan berpengaruh pada penyajian beberapa cerita, ungkap Hall. Dalam hal ini
disebutkan tidak penting berita itu isiniya apa tetapi siapakah yang ada dan berpengaruh di media tersebut yang harus
diketahui. program yang
ditayangkan media menampilkan gambaran dunia kapitalisme adalah suatu hal yang
alami, abadi, dan tak bisa diubah. Hal tersebut merupakan proses produksi budaya yang dilakukan oleh pihak yang
memiliki pengaruh di bidang ideologi dan politik. Meski media sangat kreatif, tetapi
media cenderung mempertahankan status quo. Hasilnya, peran media massa adalah
production of consent bukan a reflection of consensus. . Seseorang belajar tentang makna tanda melalui komunikasi dan budaya
An Obstinate Audience
Bahwa sebenarnya media itu membuat dan menyajikan suatu
program yang berhubungan kehidupan manusia dengan maksud untuk menyisipkan
sebuah ideologi mereka supaya diikuti atau dipahami audience atau penontonya.Hall
mengatakan kemungkinan ketidakberdayaan sama dengan rasa egoisnya dengan bentuk
penolakan sebuah ideologi yang bersifat dominan. Ada 3 cara membaca kode atau
pemecahan kode.Pertama Operating inside the dominant code, dimana Media
menghasilkan program yang berisi pesan, massa mengkonsumsinya. Dan antara media
dan massa yang menontonya menghasilkan keselarasan. Yang kedua ,Applying a
negotiable code yaitu Audiens bersama menerimanya secara umum tapi untuk
merealisasikannya ia menolak. Dan yang terakhir, Substituting an oppositional
code. Audiens melihat dengan jelas adanya ketidak jelasan di dalam penyajian media dan tidak lagi
menyanjung suatu penyajian media tersebut.
Catatan keritis :
Pembahasan mengenai teori ini memang membuat saya bingung dan tidak paham
maksud teori ini. Tetapi setelah adanya diskusi dengan metode jigsaw saya
memahami teori ini yang dimana isi teori ini adalah peran media dalam
menancapkan sebuah ideologi yang tanpa sadar di sampaikan oleh media kepada
para audience. Dan peran media bisa menjadi baik atau bahkan buruk kepada
negara atau bangsa itu sendiri. Dan juga media itu baik atau buruk tergantung
ia memihak kemana.
Penerapan :
Teori Stuart Hall ini
cocok digunakan dalam level komunikasi massa. Dengan level Komunikasi massa ini cakupan dan
penyebar luasan suatu berita atau informasi lebih baik kepada hal layak luas. Lewat
media juga lebih efektif, efesien
sehingga orang yang berada jauh sekalipun dapat menerima informasi yang sama
dan dapat pelajari budaya lain. Tentu
saja dapat menyebarluaskan informasi atau pesan kepada khalayak banyak. Hal
tersebut bisa terjadi melalui media, sehingga setiap orang dapat mengetahui
dengan cepat dan mudah informasi diseluruh dunia.
Contoh kasus :
Dengan adanya kemajuan teknologi signal tv, sekarang orang
lebih banyak memakai parabola dibandingkan antena biasa. Dengan menggunakan
parabola, acara-acara atau chanel luar negri yang menonjolkan budayanya mereka
yang kebarat-baratan di setiap program yang ada di chanel tersebut akan
menyampaikan ideologi mereka yang liberal bahkan menyampaikan kepada masyarakat
kita untuk mengikuti sesuai yang ada di acara tersebut. Dan akan menyebabkan
pergeseran kebudayaan asli kita karena terpengaruh olehnya. Tentu ini sangat
berbahaya terlebih kebudayaan mereka sangat berbeda dengan kebudayaan kita yang
ketimur-timuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar