Selasa, 08 Maret 2016

Cultural Studies

 Cultural Studies
Pengantar :
Teori ini merupakan teori yang diteliti dan dikembangkan oleh Stuart Hall. Beliau  seorang profesor sosiologi yang lahir di Jamaika. dimana perkembangan media saat itu sangat berkembang pesat dan hanya yang memiliki kekuatanlah yang mampu menyuarakan suaranya. Cultural Studies atau kajian budaya adalah studi yang mempelajari kebudayaan atas praktek signifikasi representasi dengan cara mengeksplorasi pembentukan makna pada beragam konteks. Karena Hall percaya sebuah teori dan penelitian ada untuk memberikan kekuasaan atau kekuatan pada orang – orang yang hidup di lapisan terluar di dalam masyarakat, orang yang tidak ingin menyuarakan keinginannya hanya akan berebut tempat untuk bertahan hidup. Teori yang diteliti oleh Hall dan banyak dipengaruhi oleh pemikiran Marxis yang melihat bahwa terdapat hubungan kekuatan atau kekuasaan dibalik praktek masyarakat, terutama dalam praktek komunikasi massa dan media massa.
Nama teori :
Media menampilkan kepura-puraan bahwa masyarakat bersatu dalam common norms, kesempatan yang setara, penghormatan terhadap perbedaan, kesamaan hak bersuara, hak-hak individual, dan penegakan hukum. Hall menyatakan bahwa segala repetisi yang bersih yang disebut informasi, tidak mungkin melenyapkan karakter kotor, semiotic, semantic, dan discursive yang sifatnya fundamental media tersebut dalam dimensi budayanya. Ia menggunakan istilah articulate untuk menyatakan speaking out tentang penindasan, dan istilah linking untuk menghubungkan bahwa penaklukan yang dilakukan oleh media komunikasi dapat terjadi karena media bergerak di bidang dimana makna dibentuk. Cultural Studies termasuk bidang kompleks, dimana untuk memahaminya. Kita dituntut harus memahami dari dasar..
Making meaning.
Hall mengatakan bahwa fungsi utama didalam berceramah berpidato di depan umum ialah menciptakan makna. Dimana ungkapan Words don’t mean; people mean. Yang berarti kata bukanlah sebuah makna tapi ialah manusia sendiri yang memberikan kata.  
Corporate Control of Mass Communication
Mengawasi secara terpadu dari berbagai sumber informasi yang ada dan  berpengaruh pada penyajian  beberapa cerita, ungkap Hall. Dalam hal ini disebutkan tidak penting berita itu isiniya apa tetapi siapakah yang ada dan  berpengaruh di media tersebut yang harus diketahui. program yang ditayangkan media menampilkan gambaran dunia kapitalisme adalah suatu hal yang alami, abadi, dan tak bisa diubah. Hal tersebut merupakan proses produksi  budaya yang dilakukan oleh pihak yang memiliki pengaruh di bidang ideologi dan politik. Meski media sangat kreatif, tetapi media cenderung mempertahankan status quo. Hasilnya, peran media massa adalah production of consent bukan a reflection of consensus. . Seseorang belajar tentang makna tanda melalui komunikasi dan budaya

An Obstinate Audience
Bahwa sebenarnya media itu membuat dan menyajikan suatu program yang berhubungan kehidupan manusia dengan maksud untuk menyisipkan sebuah ideologi mereka supaya diikuti atau dipahami audience atau penontonya.Hall mengatakan kemungkinan ketidakberdayaan sama dengan rasa egoisnya dengan bentuk penolakan sebuah ideologi yang bersifat dominan. Ada 3 cara membaca kode atau pemecahan kode.Pertama Operating inside the dominant code, dimana Media menghasilkan program yang berisi pesan, massa mengkonsumsinya. Dan antara media dan massa yang menontonya menghasilkan keselarasan. Yang kedua ,Applying a negotiable code yaitu Audiens bersama menerimanya secara umum tapi untuk merealisasikannya ia menolak. Dan yang terakhir, Substituting an oppositional code. Audiens melihat dengan jelas adanya  ketidak jelasan  di dalam penyajian media dan tidak lagi menyanjung suatu penyajian media tersebut.
Catatan keritis :
Pembahasan mengenai teori ini  memang membuat saya bingung dan tidak paham maksud teori ini. Tetapi setelah adanya diskusi dengan metode jigsaw saya memahami teori ini yang dimana isi teori ini adalah peran media dalam menancapkan sebuah ideologi yang tanpa sadar di sampaikan oleh media kepada para audience. Dan peran media bisa menjadi baik atau bahkan buruk kepada negara atau bangsa itu sendiri. Dan juga media itu baik atau buruk tergantung ia memihak kemana.
Penerapan :
Teori Stuart Hall ini  cocok digunakan dalam level komunikasi massa.  Dengan level Komunikasi massa ini cakupan dan penyebar luasan suatu berita atau informasi lebih baik kepada hal layak luas. Lewat media juga lebih  efektif, efesien sehingga orang yang berada jauh sekalipun dapat menerima informasi yang sama dan dapat pelajari budaya lain.  Tentu saja dapat menyebarluaskan informasi atau pesan kepada khalayak banyak. Hal tersebut bisa terjadi melalui media, sehingga setiap orang dapat mengetahui dengan cepat dan mudah informasi diseluruh dunia.
Contoh kasus :
Dengan adanya kemajuan teknologi signal tv, sekarang orang lebih banyak memakai parabola dibandingkan antena biasa. Dengan menggunakan parabola, acara-acara atau chanel luar negri yang menonjolkan budayanya mereka yang kebarat-baratan di setiap program yang ada di chanel tersebut akan menyampaikan ideologi mereka yang liberal bahkan menyampaikan kepada masyarakat kita untuk mengikuti sesuai yang ada di acara tersebut. Dan akan menyebabkan pergeseran kebudayaan asli kita karena terpengaruh olehnya. Tentu ini sangat berbahaya terlebih kebudayaan mereka sangat berbeda dengan kebudayaan kita yang ketimur-timuran.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar