Jumat, 25 Maret 2016

INTERNET SEBAGAI MEDIA BEREKSPRESI

    Teknologi yang semakin canggih dan maju dalam bidang komunikasi dan informasi mengakibatkan perubahan pola prilaku dan cara pikir manusia penggunanya. Seperti ungkapan Mc. Luhan dalam teori komunikasinya yaitu teknologi determinism yang mengatakan bahwa manusia yang menciptakan teknologi dan menggunakanya semakin lama yang terjadi adalah manusia yang dikendalikan oleh teknologi itu sendiri. Internet, salah satu dari perkembangan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang kemajuanya sangat pesat menjadi perhatian yang menarik. Terlebih Internet ini dapat menjadi sarana berekspresi kita secara bebas. Berekspresi disini bisa berekspresi positif ataupun negatif. Melalui facebook, twiter dan media sosial lain yang lagi gandrung digunakan oleh para peselancar dunia maya bebas mengekspresikan dirinya tentang dirinya, orang lain dan isu yang sedang booming di bicarakan di masyarakat. Yang perlu kita ketahui adalah bahwa di dunia maya tidak semuanya yang tampak itu nyata, bisa menjadi itu adalah sebuah rekayasa yang sengaja dibuat dengan tujuan tertentu guna mempengaruhi para pengguna yang lain.

Internet sebagai media berekspresi yang berlebihan
Di Internet orang bebas menampilkan apa yang ingin iya tampilkan dengan tujuan supaya orang yang melihat akan menilai dengan sesuai yang dia harapkan. Tapi terkadang orang dengan menggunakan internet sebagai medianya untuk berekspresi seperti kuda yang lepas dari kandangnya yang artinya dia terkadang melupakan norma kesopanan dan etika dan seakan kata bebas mengekspresikan diri dimaknai dengan sebebas-bebasnya tanpa menghiraukan nilai yang ada di tatanan masyarakat. Media Blogger, twiter dan facebook terkadang adalah media yang digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengumpat, berkata kasar, menyebarkan isu bohong, dan lainya. Saya ambil contoh adalah banyak haters (sebutan untuk orang yang membenci/kontra terhadap seseorang di medsos) yang dengan seenaknya mencemooh dan menyebarkan fitnah tentang seorang artis ataupun seseorang yang dibenci. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang tidak seharusnya ada di media sosial yang karena dapat dibaca oleh banyak orang. Kata-kata ini dapat berbau SARA.  Banyak orang menggunakan media sosial untuk menceritakan apa yang sedang dilakukanya, sedang dimana dia, apa yang sedang dia rasakan. Hal ini yang menurut saya berlebihan. Banyak orang yang mengupdate statusnya dengan cara yang berlebihan yang menurut saya hanya membuang waktu dan tanpa terasa para pengguna sosmed yang sudah ketagihan akan membuka hal pribadi-pribadinya yang seharusnya tidak semua orang harusnya tahu. Seperti seorang sepasang kekasih yang sedang bertengkar, kemudian salah satu atau keduanya salaing sindir dan hujat di sosmed atau perang statement dan masing masing menceritakan kejelekan dari salah seorang diantaranya termasuk mengulik informasi pribadinya sehingga seorang yang tadinya tidak tahu mungkin akan menjadi tahu dan parahnya lagi para pengguna sosmed yang lain bukannya peduli malah yang akan terjadi hanya menjadi bahan jokes atas perselisihan kedua orang tersebut. Banyak pula orang yang menjadi seorang yang pengecut, mengapa demikian ? menurut saya seseorang boleh saja menggunakan internet, sosmed sebagai media pengeluaran unek-unek didalam hati, namun terkadang seseorang yang tidak puas akan suatu hal seperti pelayanan atau apapun langsung menghujat menulis di media sosialnya namun tidak berani untuk berkomentar langsung mengkritik ataupun saran kepada pihak terkait.


Internet sebagai media berekspresi untuk komunitas, penggerak masa, dan media persuasi
Internet yang memiliki kontent yang lengkap meliputi audio visual, serta dapat dibuat semenarik mungkin dapat mempengaruhi seseorang yang melihatnya ataupun menggerakan hati seseorang. Hal ini dapat dibuktikan dengan  internet seseorang dapat menjalin hubungan dengan seseorang yang baru di kenal namun belum meski pernah bertemu sebelumnya. Dengan merasa adanya kesamaan ketertarikan dengan hal yang sama sehingga mereka membuat komunitas virtual. Komunitas ini tidak terbatas oleh waktu, jarak, biaya serta kesulitan lain karena komunitas ini berkomunikasi via dunia maya.
Internet juga dapat menjadi penggerak masa, saya menggambil contoh adalah kampanye pemasaran politik yang menggunakan media internet. Para aktor politik menggunakan media sosial dan iklan elektronik yang di tujukan untuk memasarkan produk politik ataupun memperkenalkan tokoh yang diusungkan oleh parpol terkait. Dengan internet kegiatan politik seperti kampanye dapat menjadi lebih baik karena informasi tentang aktor politik yang dikampanyekan atau tentang parpol yang berkampanye akan semakin dalam. Berkampanye di internet juga dapat menekan biaya anggaran kampanye karena berkampanye diinternet itu lebih murah dibandingkan berkampanye dengan mendatangkan masa. Hal lain tetang bagaimana internet dapat menggerakan masa adalah ketika ada isu hangat dimasyarakat tentang masalah sosial ekonomi maupun hukum maka komunitas yang ada di Internet akan mempunyai cara sendiri untuk menanggapinya. Cara netizen untuk mendukung ataupun menolak memperlihatkan sikapnya biasanya dengan cara menggunakan tanda pagar # (hastag). Seperti ada kasus permasalahan yang ada di KPK masyarakat dan komunitas virtual yang menggunakan sosmed untuk berkomunikasi mengupdate berita tentang kondisi KPK ataupun mengngunggah foto ,video dengan tanda #SAVE KPK. Dengan begitu masyarakat pengguna sosmed yang lain akan merespectnya dan ikut turun aksi untuk bentuk dukungan kepada KPK. Internet merupakan salah satu media persuasi yang kuat. Banyak iklan, banyak website yang mempunyai konten tentang persuasi. Seperti gerakan menanam 1000  Pohon, Gerakan Peduli Lingkungan, peduli HIV dan AIDS. Semua itu digunakan guna mengajak masyarakat untuk hidup sesuai yang dianjurkan oleh badan-badan yang membuat iklan tersebut. Bentuk persuasi dengan menggunakan internet dianggap lebih efektif karena dengan menggunakan internet sebagai medianya para pembuat pesan persuasi ini dapat memasukan unsur foto, video,musik yang dapat memberi nilai yang mempengaruhi psikologi seseorang yang melihatnya sehingga dapat mempengaruhi sikap yang melihat bentuk iklan persuasi tersebut.

Catatan keritis :
Setelah melihat beberapa hal positif dan negatif serta contohnya dalam hal internet sebagai media berekspresi maka kita tahu sejauh mana internet dapat mempengaruhi kita dan sedalam mana informasi yang disampaikan interenet dapat menguak isu yang ada di dalam masyarakat juga sejauh mana informasi tersebut dapat memberikan ke aktualanya dalam memberi informasi. Tidak kita pungkiri bahwa informasi yang ada itu sangat banyak dan beragam maka perlulah bagi kita melihat dan memilah serta ikut serta dalam upaya mencari keaslianya berdasarkan sumber terkait. Media internet sebagai media berekspresi diri dengan bebas perlu digaris bawahi dan diperhatikan. Bebas disini bukan bebas tanpa ada aturan, karena aturan tentang penggunaan teknologi di Indonesia sendiri sudah ada dan diberlakukan maka bagi para user media sosial dan internet perlu untuk tetap mennggunakan nilai-nilai sosial dan norma untuk menggunakan media sosial ataupun internet ini. Untuk itu bagi para user internet mari gunakan internet dengan cermat dan gunakan untuk berekspresi lebih positif.

sumber : Lievrouw, Leah A & Sonia Livingstone. 2006. Handbook of New Media: Social Shaping and Social Consequences of ICTs. Sage Publication Ltd: London. Chapter 4: Perspective on Internet Use: Access, Involvement and Interaction.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar