Teknologi yang semakin
canggih dan maju dalam bidang komunikasi dan informasi mengakibatkan perubahan
pola prilaku dan cara pikir manusia penggunanya. Seperti ungkapan Mc. Luhan
dalam teori komunikasinya yaitu teknologi determinism yang mengatakan bahwa
manusia yang menciptakan teknologi dan menggunakanya semakin lama yang terjadi
adalah manusia yang dikendalikan oleh teknologi itu sendiri. Internet, salah
satu dari perkembangan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang
kemajuanya sangat pesat menjadi perhatian yang menarik. Terlebih Internet ini
dapat menjadi sarana berekspresi kita secara bebas. Berekspresi disini bisa
berekspresi positif ataupun negatif. Melalui facebook, twiter dan media sosial
lain yang lagi gandrung digunakan oleh para peselancar dunia maya bebas
mengekspresikan dirinya tentang dirinya, orang lain dan isu yang sedang booming
di bicarakan di masyarakat. Yang perlu kita ketahui adalah bahwa di dunia maya
tidak semuanya yang tampak itu nyata, bisa menjadi itu adalah sebuah rekayasa
yang sengaja dibuat dengan tujuan tertentu guna mempengaruhi para pengguna yang
lain.
Internet
sebagai media berekspresi yang berlebihan
Di
Internet orang bebas menampilkan apa yang ingin iya tampilkan dengan tujuan
supaya orang yang melihat akan menilai dengan sesuai yang dia harapkan. Tapi terkadang
orang dengan menggunakan internet sebagai medianya untuk berekspresi seperti kuda yang lepas dari kandangnya yang
artinya dia terkadang melupakan norma kesopanan dan etika dan seakan kata bebas
mengekspresikan diri dimaknai dengan sebebas-bebasnya tanpa menghiraukan nilai
yang ada di tatanan masyarakat. Media Blogger, twiter dan facebook terkadang
adalah media yang digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk
mengumpat, berkata kasar, menyebarkan isu bohong, dan lainya. Saya ambil contoh
adalah banyak haters (sebutan untuk
orang yang membenci/kontra terhadap seseorang di medsos) yang dengan seenaknya
mencemooh dan menyebarkan fitnah tentang seorang artis ataupun seseorang yang
dibenci. Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang tidak seharusnya ada di
media sosial yang karena dapat dibaca oleh banyak orang. Kata-kata ini dapat
berbau SARA. Banyak orang menggunakan
media sosial untuk menceritakan apa yang sedang dilakukanya, sedang dimana dia,
apa yang sedang dia rasakan. Hal ini yang menurut saya berlebihan. Banyak orang
yang mengupdate statusnya dengan cara yang berlebihan yang menurut saya hanya
membuang waktu dan tanpa terasa para pengguna sosmed yang sudah ketagihan akan
membuka hal pribadi-pribadinya yang seharusnya tidak semua orang harusnya tahu.
Seperti seorang sepasang kekasih yang sedang bertengkar, kemudian salah satu
atau keduanya salaing sindir dan hujat di sosmed atau perang statement dan
masing masing menceritakan kejelekan dari salah seorang diantaranya termasuk
mengulik informasi pribadinya sehingga seorang yang tadinya tidak tahu mungkin
akan menjadi tahu dan parahnya lagi para pengguna sosmed yang lain bukannya
peduli malah yang akan terjadi hanya menjadi bahan jokes atas perselisihan
kedua orang tersebut. Banyak pula orang yang menjadi seorang yang pengecut,
mengapa demikian ? menurut saya seseorang boleh saja menggunakan internet,
sosmed sebagai media pengeluaran unek-unek didalam hati, namun terkadang
seseorang yang tidak puas akan suatu hal seperti pelayanan atau apapun langsung
menghujat menulis di media sosialnya namun tidak berani untuk berkomentar
langsung mengkritik ataupun saran kepada pihak terkait.
Internet
sebagai media berekspresi untuk komunitas, penggerak masa, dan media persuasi
Internet
yang memiliki kontent yang lengkap meliputi audio visual, serta dapat dibuat
semenarik mungkin dapat mempengaruhi seseorang yang melihatnya ataupun
menggerakan hati seseorang. Hal ini dapat dibuktikan dengan internet seseorang dapat menjalin hubungan
dengan seseorang yang baru di kenal namun belum meski pernah bertemu
sebelumnya. Dengan merasa adanya kesamaan ketertarikan dengan hal yang sama
sehingga mereka membuat komunitas virtual. Komunitas ini tidak terbatas oleh
waktu, jarak, biaya serta kesulitan lain karena komunitas ini berkomunikasi via
dunia maya.
Internet
juga dapat menjadi penggerak masa, saya menggambil contoh adalah kampanye
pemasaran politik yang menggunakan media internet. Para aktor politik
menggunakan media sosial dan iklan elektronik yang di tujukan untuk memasarkan
produk politik ataupun memperkenalkan tokoh yang diusungkan oleh parpol
terkait. Dengan internet kegiatan politik seperti kampanye dapat menjadi lebih
baik karena informasi tentang aktor politik yang dikampanyekan atau tentang
parpol yang berkampanye akan semakin dalam. Berkampanye di internet juga dapat
menekan biaya anggaran kampanye karena berkampanye diinternet itu lebih murah
dibandingkan berkampanye dengan mendatangkan masa. Hal lain tetang bagaimana
internet dapat menggerakan masa adalah ketika ada isu hangat dimasyarakat
tentang masalah sosial ekonomi maupun hukum maka komunitas yang ada di Internet
akan mempunyai cara sendiri untuk menanggapinya. Cara netizen untuk mendukung
ataupun menolak memperlihatkan sikapnya biasanya dengan cara menggunakan tanda
pagar # (hastag). Seperti ada kasus
permasalahan yang ada di KPK masyarakat dan komunitas virtual yang menggunakan
sosmed untuk berkomunikasi mengupdate berita tentang kondisi KPK ataupun
mengngunggah foto ,video dengan tanda #SAVE
KPK. Dengan begitu masyarakat pengguna sosmed yang lain akan merespectnya
dan ikut turun aksi untuk bentuk dukungan kepada KPK. Internet merupakan salah
satu media persuasi yang kuat. Banyak iklan, banyak website yang mempunyai
konten tentang persuasi. Seperti gerakan menanam 1000 Pohon, Gerakan Peduli Lingkungan, peduli HIV
dan AIDS. Semua itu digunakan guna mengajak masyarakat untuk hidup sesuai yang
dianjurkan oleh badan-badan yang membuat iklan tersebut. Bentuk persuasi dengan
menggunakan internet dianggap lebih efektif karena dengan menggunakan internet
sebagai medianya para pembuat pesan persuasi ini dapat memasukan unsur foto,
video,musik yang dapat memberi nilai yang mempengaruhi psikologi seseorang
yang melihatnya sehingga dapat mempengaruhi sikap yang melihat bentuk iklan
persuasi tersebut.
Catatan
keritis :
Setelah
melihat beberapa hal positif dan negatif serta contohnya dalam hal internet
sebagai media berekspresi maka kita tahu sejauh mana internet dapat
mempengaruhi kita dan sedalam mana informasi yang disampaikan interenet dapat
menguak isu yang ada di dalam masyarakat juga sejauh mana informasi tersebut dapat
memberikan ke aktualanya dalam memberi informasi. Tidak kita pungkiri bahwa
informasi yang ada itu sangat banyak dan beragam maka perlulah bagi kita
melihat dan memilah serta ikut serta dalam upaya mencari keaslianya berdasarkan
sumber terkait. Media internet sebagai media berekspresi diri dengan bebas
perlu digaris bawahi dan diperhatikan. Bebas disini bukan bebas tanpa ada
aturan, karena aturan tentang penggunaan teknologi di Indonesia sendiri sudah
ada dan diberlakukan maka bagi para user media sosial dan internet perlu untuk tetap
mennggunakan nilai-nilai sosial dan norma untuk menggunakan media sosial
ataupun internet ini. Untuk itu bagi para user internet mari gunakan internet dengan
cermat dan gunakan untuk berekspresi lebih positif.
sumber : Lievrouw,
Leah A & Sonia Livingstone. 2006. Handbook
of New Media: Social Shaping and Social Consequences of ICTs. Sage
Publication Ltd: London. Chapter 4: Perspective on Internet Use: Access,
Involvement and Interaction.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar