Speech Codes Theory
Pengantar :
Teori yang
dicetuskan oleh Gerry Philipsen, teori ini memandang budaya sebagai
suatu konstruksi sosial dan pola simbol, makna-makna, pendapat, dan
aturan-aturan yang dipancarkan secara berlanjut. Perbedaan di setiap bahasa kode ini bukan hanya
terjadi pada kelompok-kelompok dalam jumlah besar, namun bisa juga terjadi di
dalam kelompok kecil. Speech code atau kode bahasa ini bisa berupa kata, makna,
ataupun dialeg. Speech Codes ini membahas tentang kata-kata yang khas dari sebuah
kebudayaan dan juga menekankan pada aspek perbedaan antara suatu budaya dengan
kebudayaan lainnnya atau kecirikhasan. Tujuan teori, untuk memahami perbedaan
budaya dan bagaimana proses menyesuaikan diri pada suatu kebudayaan. Kedapa di
setiap kebudayaa speech code berbeda-beda ini dikarenakan sejarah yang melekat
pada budaya masing-masing.
Tujuan lain Speech
codes theory ialah menemukan hubungan antara komunikasi dan budaya Speech Codes mempelajari tentang perbedaan budaya jika seseorang masuk ke
dalam kebudayaan lain, maka orang tersebut akan mengikuti kebudayaan yang
lebih dominan tersebut dengan cara
memahami komunikasi verbal, non verbal, serta pola komunikasi yang ada di
kebudayaan tersebut. Philipsen mengemukakan lima proposisi yang bisa
menjelaskan tentang teori ini, diantaranya, berbicara, substansi kode
berbicara, interpretasi kode berbicara, pemetaan kode berbicara, serta kekuatan
kode berbicara. Berikut adalah penjelasannya:
The Distinctiveness of
Speech Codes, Di
setiap populasi manusia ada sebuah budaya, dan disitu ada speech code yang
khas.
The Substance of Speech
Codes, speech
code juga mencakup sosial budaya, sosiologi, dan retorika. Ada 3 substansi
speech codes. Dalam konteks psikologi, setiap kode dari cara berkomunikasi
secara khas adalah sisi ke aslian individu. Konteks sosiologi, pola individu berbicara mencakup jawaban
tentang hubungan antara diri sendiri dan orang lain. Philipsen mendefinisikan
rhetoric sebagai persuasi dan pengetahuan.
The Interpretation of
Speech Codes,
Pembicaraan yang signifikan bergantung pada interpretasi komunikasi mereka.
The Force of Speech
Codes in Discussions, Kegunaan speech code bersama adalah menciptakan kondisi untuk memprediksi, menjelaskan, dan prudens
(bijaksana, hati-hati) dan menjaga moralitas dari perilaku komunikasi. Setiap apa
yang dinamakan kebudayaan memiliki perbedaan dalam hal berkehidupan sosial ataupun bergaul dan juga memiliki aturan – aturan yang hanya atau
juga dapat berlaku di suatu tempat terjadinya budaya tersebut. contohnya di
negara maju seperti amerika orang yang
lebih bersifat individualis yang
bersifat lebih mementingkan sendiri dan sangat berbeda di kebudayaan indonesia
dengan budaya timurnya yang lebih bersikap kolektivis atau bersama-sama. Dan
juga untuk memahami komunikasi lintas budaya lebih lanjut perlu untuk
mengetahui ciri khas antara dua kebudayaan tersebut baik itu gerak tubuh atau
bentuk komunikasi lainnya, sehingga kita dapat memahami maksud komunikasi
lintas budaya dan berkomunikasi sesuai dengan harapan atau ekspektasi kebudayaan lain. Dan supaya
kita mengetahui dan memahami cara-cara atau pola prilaku yang berkembang diluar
kebudayaan kita. Biasanya speech code akan berlaku pada sesama individu yang
memahami maksud dari suatu komunikasi verbal non verbal dan pola prilaku dari
lawan bicaranya yang berasal atau mengerti dan menginterprestasikan sama dengan
apa yang dimaksud si komunikator. Sehingga speech code akan berlaku ketika apa
yang akan disampaikan sudah dipahami oleh individu-individu yang saling
berinteraksi tersebut, baik itu berasal dari lingkungan sosial yang sama
ataupun budaya yang sama.
Catatan keritis :
Teori speech
code memandang verbal, nonverbal, dan prilaku. Dimana teori ini memamg secara
sadar sering kita alami, terutama ketika kita berada disuatu tempat yang beru
dimana populasi manusianya berbeda dan juga Budaya yang melatar belakanginya suatu
masyarakatnya juga berbeda. Dimana teori ini mengajarka untuk kita yang sebagai
pendatang (saya mahasiswa) untuk bisa membaur dan mengikuti budaya banyumasan
karena budaya dominan di unsoed ini.
Penerapan :
Teori ini lebih
cocok untuk melakukan sebuah penelitian budaya ataupun penelitian disuatu
tempat yang kita belum datangi sebelumnya karena teori ini berkaitan dengan
teori culture studies . dalam speech
code , peneliti percaya bahwa code ini adalah hasil cipta budaya manusia
sebelumnya (sejarah yang telah ada) dan menjadikan kekhasan tersendiri yang
melambangkan kebudayaannya.
Contoh kasus :
Pada saat saya
kuliah di Unsoed dan berkenalan dengan teman teman saya yang berasal dari
daerah yang berbeda-beda, saya mendapati banyaknya ada keciri khasan dari
teman-teman saya tersebut dan mereka menggunakan macam-macam speech code yang
berbeda-beda. Karena di setiap kebudayaan atau asal daerah mempunyai speech
kode yang beraneka ragam. Ada seorang
teman saya dengan santainya memanggil saya dengan istilah”cuk” yang
menurut saya terlalu kasar dan tidak pantas untuk diucapkan. Namun setelah saya
pelajari dan amati kata “cuk” itu dimaksudkan untuk mengakrabkan diri dengan
saya. Itulah speech code berasal dari daerah teman saya.
Halo kak sy sedang menyusun tugas akhir di semester 7 dan kebetulan sy mengambil tentang teori ini. Kalau boleh tau dari mana kk dapat sumbernya? Apakah teori ini ada di dlm buku? Apa judul bukunya ya kak? Terima kasih sebelumnya
BalasHapuskalo boleh tau untuk penjelasan ini dibuku apa ya gan..mohon infonya
BalasHapusSaya sebagai mahasiswa unsoed juga, belajar teori ini melalui buku Emery Griffin “A first look communication theory”
BalasHapus