Selasa, 08 Maret 2016

Teori Speech Codes

Speech Codes Theory
Pengantar :
Teori yang dicetuskan oleh Gerry Philipsen, teori ini memandang budaya sebagai suatu konstruksi sosial dan pola simbol, makna-makna, pendapat, dan aturan-aturan yang dipancarkan secara berlanjut. Perbedaan di setiap bahasa kode ini bukan hanya terjadi pada kelompok-kelompok dalam jumlah besar, namun bisa juga terjadi di dalam kelompok kecil. Speech code atau kode bahasa ini bisa berupa kata, makna, ataupun dialeg. Speech Codes ini membahas tentang kata-kata yang khas dari sebuah kebudayaan dan juga menekankan pada aspek perbedaan antara suatu budaya dengan kebudayaan lainnnya atau kecirikhasan. Tujuan teori, untuk memahami perbedaan budaya dan bagaimana proses menyesuaikan diri pada suatu kebudayaan. Kedapa di setiap kebudayaa speech code berbeda-beda ini dikarenakan sejarah yang melekat pada budaya masing-masing.

Nama teori :
Tujuan lain  Speech codes theory ialah menemukan hubungan antara komunikasi dan budaya Speech Codes mempelajari tentang perbedaan budaya jika seseorang masuk ke dalam kebudayaan lain, maka orang tersebut akan mengikuti kebudayaan yang lebih   dominan tersebut dengan cara memahami komunikasi verbal, non verbal, serta pola komunikasi yang ada di kebudayaan tersebut. Philipsen mengemukakan lima proposisi yang bisa menjelaskan tentang teori ini, diantaranya, berbicara, substansi kode berbicara, interpretasi kode berbicara, pemetaan kode berbicara, serta kekuatan kode berbicara. Berikut adalah penjelasannya:
The Distinctiveness of Speech Codes, Di setiap populasi manusia ada sebuah budaya, dan disitu ada speech code yang khas.
The Substance of Speech Codes, speech code juga mencakup sosial budaya, sosiologi, dan retorika. Ada 3 substansi speech codes. Dalam konteks psikologi, setiap kode dari cara berkomunikasi secara khas adalah sisi ke aslian individu. Konteks sosiologi,  pola individu berbicara mencakup jawaban tentang hubungan antara diri sendiri dan orang lain. Philipsen mendefinisikan rhetoric sebagai persuasi dan pengetahuan.
The Interpretation of Speech Codes, Pembicaraan yang signifikan bergantung pada interpretasi komunikasi mereka.
The Force of Speech Codes in Discussions, Kegunaan speech code bersama adalah menciptakan kondisi  untuk memprediksi, menjelaskan, dan prudens (bijaksana, hati-hati) dan menjaga moralitas dari perilaku komunikasi. Setiap apa yang dinamakan kebudayaan memiliki perbedaan dalam hal  berkehidupan sosial  ataupun  bergaul  dan juga memiliki aturan – aturan yang hanya atau juga dapat berlaku di suatu tempat terjadinya budaya tersebut. contohnya di negara maju seperti amerika  orang yang lebih bersifat individualis         yang bersifat lebih mementingkan sendiri dan sangat berbeda di kebudayaan indonesia dengan budaya timurnya yang lebih  bersikap kolektivis atau bersama-sama. Dan juga untuk memahami komunikasi lintas budaya lebih lanjut perlu untuk mengetahui ciri khas antara dua kebudayaan tersebut baik itu gerak tubuh atau bentuk komunikasi lainnya, sehingga kita dapat memahami maksud komunikasi lintas budaya dan berkomunikasi sesuai dengan harapan  atau ekspektasi kebudayaan lain. Dan supaya kita mengetahui dan memahami cara-cara atau pola prilaku yang berkembang diluar kebudayaan kita. Biasanya speech code akan berlaku pada sesama individu yang memahami maksud dari suatu komunikasi verbal non verbal dan pola prilaku dari lawan bicaranya yang berasal atau mengerti dan menginterprestasikan sama dengan apa yang dimaksud si komunikator. Sehingga speech code akan berlaku ketika apa yang akan disampaikan sudah dipahami oleh individu-individu yang saling berinteraksi tersebut, baik itu berasal dari lingkungan sosial yang sama ataupun budaya yang sama.
Catatan keritis :
Teori speech code memandang verbal, nonverbal, dan prilaku. Dimana teori ini memamg secara sadar sering kita alami, terutama ketika kita berada disuatu tempat yang beru dimana populasi manusianya berbeda dan juga  Budaya yang melatar belakanginya suatu masyarakatnya juga berbeda. Dimana teori ini mengajarka untuk kita yang sebagai pendatang (saya mahasiswa) untuk bisa membaur dan mengikuti budaya banyumasan karena budaya dominan di unsoed ini.
Penerapan :
Teori ini lebih cocok untuk melakukan sebuah penelitian budaya ataupun penelitian disuatu tempat yang kita belum datangi sebelumnya karena teori ini berkaitan dengan teori culture studies . dalam speech code , peneliti percaya bahwa code ini adalah hasil cipta budaya manusia sebelumnya (sejarah yang telah ada) dan menjadikan kekhasan tersendiri yang melambangkan kebudayaannya.
Contoh kasus :
Pada saat saya kuliah di Unsoed dan berkenalan dengan teman teman saya yang berasal dari daerah yang berbeda-beda, saya mendapati banyaknya ada keciri khasan dari teman-teman saya tersebut dan mereka menggunakan macam-macam speech code yang berbeda-beda. Karena di setiap kebudayaan atau asal daerah mempunyai speech kode yang beraneka ragam. Ada seorang  teman saya dengan santainya memanggil saya dengan istilah”cuk” yang menurut saya terlalu kasar dan tidak pantas untuk diucapkan. Namun setelah saya pelajari dan amati kata “cuk” itu dimaksudkan untuk mengakrabkan diri dengan saya. Itulah speech code berasal dari daerah teman saya.






3 komentar:

  1. Halo kak sy sedang menyusun tugas akhir di semester 7 dan kebetulan sy mengambil tentang teori ini. Kalau boleh tau dari mana kk dapat sumbernya? Apakah teori ini ada di dlm buku? Apa judul bukunya ya kak? Terima kasih sebelumnya

    BalasHapus
  2. kalo boleh tau untuk penjelasan ini dibuku apa ya gan..mohon infonya

    BalasHapus
  3. Saya sebagai mahasiswa unsoed juga, belajar teori ini melalui buku Emery Griffin “A first look communication theory”

    BalasHapus