Komunikasi Pembangunan, kenapa masyarakat dibutuhkan dalam program
pembangunan?
Sebelum kita mempelajari komunikasi pemberdayaan masyarakat sangat
penting bagi kita untuk mengetahui apa itu komunikasi pemberdayaan masyarakat.
Dari gabungan kata “komunikasi pemberdayaan masyarakat” perlu kita ketahui apa
arti perkata. Komunikasi, yaitu kegiatan menyampaikan pesan dari komunikator ke
komunikan dengan bertujuan mempengaruhi si komunikan dan dengan adanya feed
back diantara mereka maka mereka dapat bertukar peran , pemberdayaan ialah
kegiatan mengoptimalkan usaha, tenaga, pikiran terhadap suatu faktor. Sedangkan
masyarakat ialah Sekelompok individu yang secara geografis menempati wilayah
tertentu, terlibat dalam interaksi sosial dan mempunyai ikatan psikologis
dengan anggota yang lain, dan dengan tempat dimana mereka tinggal dengan kata lain
Pemberdayaan masyarakat ialah bentuk
partisipasi untuk membebaskan diri mereka sendiri dari ketergantungan mental
maupun fisik. Pengertian masyarakat disini adalah klasifikasi masyarakat yang
seperti apa yang bisa menjadi dasar dilakukan pembangunan. Masyarakat yang
perlu diberdayakan ialah masyarakat yang mempunyai kemauan dan semangat tinggi
yang ingin berubah menjadi lebih baik dan membebaskan diri dari ketergantungan
mental maupun fisik. Dengan mempunyai
salah satu faktor yang dapat dioptimalkan dengan adanya program pemberdayaan
inilah dapat menciptakan masyarakat yang sejahtera.
Peranan masyarakat merupakan faktor yang sangat penting demi keberhasilan pemberdayaan masyarakat. Partisipasi masyarakat menjadi satu elemen pokok dalam strategi pemberdayaan dan pembangunan masyarakat, dengan alasan; pertama, partisipasi masyarakat merupakan satu perangkat ampuh untuk memobilisasi sumber daya lokal, mengorganisir serta membuka tenaga, kearifan, dan kreativitas masyarakat.Kedua, partisipasi masyarakat juga membantu upaya identifikasi dini terhadap kebutuhan masyarakat. Masyarakatlah yang memainkan peran utama untuk strategi program pemberdayaan masyarakat. Karena suatu kesalahan besar bila masyarakat tidak dilibatkan dalam pemberdayaan masyarakat karena tujuan adanya pemberdayaan ialah membebaskan diri mereka sendiri dari ketergantungan mental maupun fisik. Tanpa mengetahui keadaan masyarakat dan apa yang dapat dikerjakan dalam upaya mengoptimalkan faktor yang ada dimasyarakat, strategi apapun dan program apapun tidak akan berjalan maksimal. Sedangakan komunikasi berfungsi menyediakan media informasi dari masyarakat ke masyarakat dan dari masyarat ke agen luar.
STRATEGI PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya yang bersifat non instruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan melakukan penyelesaian masalah dengan memanfaatkan
potensi masyarakat setempat tanpa bergantung pada bantuan dan luar.
Pola
pemberdayaan masyarakat yang dibutuhkan bukan kegiatan yang sifatnya top-down
intervention yang tidak menjunjung tinggi aspirasi dan potensi
masyarakat untuk melakukan kegiatan swadaya, akan tetapi yang paling
dibutuhkan masyarakat lapisan bawah terutama yang tinggal di desa adalah pola
pemberdayaan yang sifatnya bottom-up intervention yang
menghargai dan mengakui bahwa masyarakat lapisan bawah memiliki potensi untuk
memenuhi kebutuhannya, memecahkan permasalahannya, serta mampu melakukan
usaha-usaha produktif dengan prinsip swadaya dan kebersamaan.
Pola pendekatan yang paling efektif
untuk memberdayakan masyarakat adalah the inner resources approach.
Pola ini menekankan pentingnya merangsang masyarakat untuk mampu
mengidentifikasi keinginan maupun kebutuhannya dan bekerja secara kooperatif
dengan pemerintah dan badan lain untuk mencapai kepuasan bagi mereka. Pola ini
mendidik masyarakat menjadi concern akan pemenuhan dan
pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan potensi yang mereka miliki.
KEBIJAKAN DALAM KOMUNIKASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Kebijaksanaan pemberdayaan masyarakat secara umum dapat dibentuk
menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Kebijaksanaan tidak langsung. Kebijaksanaan secara tidak
langsung adalah kebijaksanaan yang diarahkan secara tidak langsung mengarah
pada sasaran saja, namun juga memberikan dasar tercapainya suasana yang
mendukung kegiatan sosial ekonomi rakyat. Jadi, pada kebijaksanaan ini, bukan
hanya tentang bagaimana sasaran dari pembagunan tersebut namun juga bagaimana
lingkungan dari pembangunan tersebut dan dapat mendukung kegiatan sosial
ekonomi rakyat. Dari kebijakan ini orientasi yang ingin dicapai adalah bukan
hanya keberhailan program, namun juga kesejahteraan lingkungan yang mencakup
ketentraman suasana sosial dan politik, penciptaan iklim usaha dan stabilitas
ekonomi.
2. Kebijaksanaan langsung. Kebijaksanaan secara langsung adalah
kebijaksanaan yang secara langsung mengarah pada peningkatan kegiatan ekonomi
kelompok sasaran. Dalam kebijaksanaan ini adalah peningkatan akses pada
pemberdayaan masyarakat secara nasional dalam bentuk penyediaan prasarana dan
sarana yang mendukung kebutuhan dasar pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan
pendidikan, peningkatan produktivias dan pendapatan yang dikhsuskan pada
masyarakat berendapatan rendah.
3. Kebijaksanaan khusus. Kebijaksanaan khusus adalah kebijaksanaan
yang menjangkau masyarakat miskin melalui upaya khusus. Dalam kebijaksanaan ini
mengutamakan pada penyiapan penduduk miskin untuk dapat melakukan kegiatan
sosial ekonomi yang disesuaikan pada budaya setempat. Penyiapan ini bersifat
kondisional dan dipengaruhi permasalahan yang terjadi pada tingkat permasalahan
dan kesiapan masyarakat pada daerah tersebut. kebijaksaan ini dipilih sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang beroritentasi dan berfokus pada masyarkaat itu
sendiri.
MASYARAKAT
DIBUTUHKAN DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN
Masyarakat dibutuhkan karena masyarakat adalah sasaran utama dari
program pembangunan yang dibuat oleh pemerintah maupun pihak swasta. Masyarakat
yang diberikan program pembangunan diharapkan menjadi lebih baik dan menaikan
taraf sosial suatu masyarakat tersebut. Masyarakat memiliki peran penting dalam
program pembangunan, masyarakat sebagai subject dari program pembangunan yang
dibuat oleh pemerintah, bukan sebagai object.
Menurut Kartasasmita (1996:63), pembangunan haruslah dilaksanakan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pandangan ini menunjukkan asas
demokrasi dalam konsep pembangunan nasional. Masyarakat perlu dilibatkan secara
langsung bukan karena mobilisasi, melainkan sebagai bentuk partisipasi yang
dilandasi oleh kesadaran. Dalam proses pembangunan, masyarakat tidak
semata-mata diperlakukan sebagai obyek, tetapi lebih sebagai subyek dan aktor
atau pelaku (Soetomo,2008:8).
Hoofsteede dalam
Khairuddin (1992:125), membagi partisipasi menjadi tiga tingkatan :
- Partisipasi inisiasi (inisiation
participation) adalah partisipasi yang mengundang inisiatif dari pemimpin
desa, baik formal maupun informal, ataupun dari anggota masyarakat
mengenai suatu proyek, yang nantinya proyek tersebut merupakan kebutuhan
bagi masyarakat.
- Partisipasi legitimasi (legitimation
participation) adalah partisipasi pada tingkat pembicaraan atau pembuatan
keputusan tentang proyek tersebut.
- Partisipasi eksekusi (execution
participation) adalah partisipasi pada tingkat pelaksanaan.
Masyarakat harus menjadi pelaku dalam pembangunan, masyarakat perlu
dibina dan dipersiapkan untuk dapat merumuskan sendiri permasalahan yang
dihadapi, merencanakan langkah-langkah yang diperlukan, melaksanakan rencana
yang telah diprogramkan, menikmati produk yang dihasilkan dan melestarikan
program yang telah dirumuskan dan dilaksanakan.
PERAN
MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN
Peran masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan daerah merupakan
salah satu syarat mutlak dalam era kebebasan dan keterbukaan ini. Peran serta
berarti ikut mengambil bagian dalam satu tahap atau lebih dari suatu proses.
Peran masyarakat sangat erat kaitannya dengan kekuatan atau hak masyarakat,
terutama dalam pengambilan keputusan dalam tahap identifikasi masalah, mencari
pemecahan masalah sampai dengan pelaksanaan berbagai kegiatan.
Masyarakat perlu diperkuat dengan cara pelibatan aktif dalam proses
penentuan kebijakan publik, termasuk penataan ruang. Peran serta masyarakat
juga dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan agar bisa menghasilkan
rencana tata ruang yang lebih sensitif dan lebih mampu menjelaskan dan atau
melafalkan apa saja kebutuhan dari berbagai kelompok masyarakat yang beragam
dengan tidak mengesampingkan kearifan lokal.
Alasan-alasan
efektifitas dan efisiensi adanya peran serta masyarakat yang nyata dapat
disimpulkan sebagai berikut (Rukmana, et al,1993: 214):
a) Peran serta masyarakat memberikan kontribusi pada
upaya pemanfaatan sebaik-baiknya sumber dana yang terbatas.
b) Peran serta masyarakat membuka kemungkinan keputusan
yang diambil didasarkan kebutuhan, prioritas dan kemampuan masyarakat. Hal ini
akan dapat menghasilkan rancangan rencana, program dan kebijaksanaan yang lebih
realistis. Selain itu memperbesar kemungkinan masyarakat bersedia dan mampu
menyumbang sumber daya mereka seperti uang dan tenaga.
c) Peran serta masyarakat merupakan salah satu komponen
yang harus diikutsertakan dalam aktifitas pembangunan. Peran serta masyarakat
menjamin penerimaan dan apresiasi yang lebih besar terhadap segala sesuatu yang
dibangun. Hal ini akan merangsang pemeliharaan yang baik dan bahkan menimbulkan
kebanggaan.
Dalam program
pembangunan, masyarakat nantinya akan diberikan
tanggung jawab dalam pemeliharaan hasil pembangunan, maka dari itu seharusnya mereka dilibatkan dalam
perencanaan dan implementasi proyek. Conyers (Conyers,1994: 154-155) menyebutkan
bahwa peran serta masyarakat itu memang penting penting sebab peran masyarakat
merupakan alat guna untuk memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan
sikap masyarakat setempat, masyarakat akan bisa lebih mempercayai proyek atau
program pembangunan jika mereka dilibatkan dalam proses persiapan dan
perencanaannya, dan akan muncul anggapan bahwa dilibatkannya masyarakat dalam
program pembangunan terutama di lingkungan mereka merupakan salah satu proses
demokrasi.
Partisipasi masyarakat memang diperlukan dalam proses pembangunan,
namun disamping itu diperlukan juga pemerintahan yang transparan dalam
pelaksanaan pembangunan, agar pembangunan yang sedang berlangsung bisa berjalan
sesuai dengan yang telah direncanakan. Dengan adanya partisipasi maka ada
standar yang dibuat untuk mengukur keberhasilan suatu program.
INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM PEMBANGUNAN
Dalam melaksanakan sebuah program, pasti terdapat tujuan dan juga
standar keberhasilan yang ingin dicapai. Indikator keberhasilan yang dipakai
untuk mengukur pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat mencakup
1. Berkurangnya penduduk miskin. Penduduk miskin menjadi dasar
indikator pembangunan karena keberadaan penduduk miskin di sebuah negara atau
daerah menimbulkan banyak masalah baru yang lain dan akhirnya berpengaruh pada
banyak hal.
2. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh
penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Dengan
peningkatan pendapatan yang dilakukan penduduk miskin inilah maka penduduk
miskin akan mulai memanfaatkan sumber daya yang ada dengan semaksimalkan
mungkin untuk kebutuhan mereka dan memperbaiki kehidupan.
3. Meningkatnya keperdulian masyarakat terhadap upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya. Dengan keperdulian yang ada
dari masyarakat sekitar akan adanya keluarga miskin, maka keluarga miskin akan
mulai mendapatkan perhatian dan juga mulai mengalami perbaikan hidup dan merasa
bahwa dirinya adalah bagian dari sosial msayrakat.
4. Berkembangnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin berkembangnya
usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan kelompok, makin
rapinyasisyrm administrasi kelompk, srta mkain luasnya interaksi kelompok
dengan kelopok lain di dalam masyarkat. Dengan hal-hal tersebtu dapat dinilai
bagaimana sebuah kelompok dapat dengan mandiri mengembangkan usahanya, dan akan
ada proses untuk memperbaiki hidup dan bahkan membuka lapangan pekerjaan bagi
masyrakat lainnya.
5. Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang
ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu memenuhi
kebuthhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya. Ketika keluarga dapat memenuhi
kebutuhan keluarganya, maka keluarga tersebut memiliki kehidupan yang
sejahtera.
Dalam perencanaan sebuah program, perencanaan tersebut harus
didasarkan pada potensi dan juga kendala yang ada di daerah tersebut, tetapi
tetap mengacu pada perencanaan pembangunan nasional. Jika hal tersebut
diperhatikan, maka embangunan yang dilakukan pasti akan mendapatkan hasil yang
maksimal.
KESIMPULAN
Masyarakat adalah sekelompok individu yang secara geografis
menempati wilayah tertentu, terlibat dalam interaksi sosial dan mempunyai
ikatan psikologis dengan anggota yang lain, dan dengan tempat dimana mereka
tinggal. Pemberdayaan masyarakat adalah kegiatan yang berupaya untuk membebaskan diri mereka sendiri dari
ketergantungan mental maupun fisik. Dengan cara yang tepat maka pemberdayaan
dapat berjalan dengan efektif. Dengan strategi tertentu dan partisipasi
masyarakat maka program pembangunan dapat dijalankan dengan efektif, oleh
karena itu keberadaan masyarakat sangat dibutuhkan dalam program pembangunan.
Masyarakat bukanlah objek dari progam pembangunan, tetapi harus dianggap
sebagai subjet karena pembangunan melibatkan masyrakat.
Conyers (Conyers,1994: 154-155) menyebutkan bahwa peran serta
masyarakat itu memang penting penting sebab peran masyarakat merupakan alat
guna untuk memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap
masyarakat setempat, masyarakat akan bisa lebih mempercayai proyek atau program
pembangunan jika mereka dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya,
dan akan muncul anggapan bahwa dilibatkannya masyarakat dalam program
pembangunan terutama di lingkungan mereka merupakan salah satu proses
demokrasi.
Daftar Pustaka
Sumodiningrat,
Gunawan. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial.
Jakarta: Gramedia Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar