Selasa, 08 Maret 2016

TEORI EXPENTANCY VIOLATIONS

EXPENTANCY VIOLATIONS THEORY
Pengantar :
Expectancy Violations Theory dalam bahasa Indonesia disebut Teori Pelanggaran Harapan. Yang menggambarkan harapan seseorang yang dilanggar dengan komunikasi nonverbal. Chapter ini menjelaskan bahwa setiap orang itu memiliki Expected Interaction Range tertentu. Teori ini mencakup pada tataran atau level interpersonal. Teori ini diperkenalkan oleh Judde Burgon pada tahun 1990an dan berakar pada teori Edward Hall tahun 1960an. Burgoon mendasarkan teorinya berdasar pada istilah proxemics yang ditujukan untuk perluasan budaya yang khusus . Tujuan teori ini adalah untuk mengetahui jarak ruang pribadi atau personal space seseorang dan juga respon atau feed back yang dihasilkan karena pelanggaran itu
Nama teori :
EXPECTANCY VIOLATIONS
Expectantion Violations adalah teori dalam teori komunikasi untuk menjelaskan sikap atau perilaku yang tidak terduga pada manusia selagi mereka berinteraksi. Judee Burgoon menyebutkan  bahwa setiap orang mempunyai ruang pribadi atau Personal Space  masing-masing. Tapi, ukuran serta bentuk  nya yang seperti apa dari ruang personal ini berbeda dari setiap orangnya, tergantung dari culture adat budaya serta norma yang berlaku di asalnya ataupun tergantung  pada pribadinya sendiri. Contoh saja  di Benua Amerika orang-orang memiliki ruang personal tertentu. Seperti jarak intim 0 sampai 18 inci, jarak personal 18 inci sampai 4 kaki, jarak Social 4 sampai 10 kaki, jarak Publik lebih dari 10 kaki . menurut Burgoon juga  ada saatnya kita melanggar jarak ruang interpersonal karena penting karena adanya kepentingan juga strategi. Semisal contoh saat berbicara ataupun berkenalan bahkan menyapa , menanyai kabar di tempat pesta dansa ataupun tempat yang ramai, bising, dengan suara benda tertentu maka orang bisa saja melanggar jarak personalnya menjadi jarak yang intim dikarenakan harus membisikan di dekat telinga komunikannya. Teori ini terbagi dalam tiga konsep inti. yaitu ,Expectancy disini diartikan harapan  sebagai sesuatu yang di perkirakan atau prediksi akan t
erjadi bukan seperti keinginan.  Burgoon menjelaskan ada 3 hal yang mempegaruhi expectancy ini. Context dibagi menjadi 3 yaitu. Relationship berhubungan dengan kesamaan, kesukaan, status saudara.Communicator characteristic yang berhubungan dengan umur/jenis kelamin, kepribadian, dll. Dan berikutnya adalah Violation Valence mengarah pada nilai positif atau negative yang kita tempatkan pada suatu perilaku yang tidak terduga tertentu, tidak melihat siapa yang melakukannya. Jika valensinya lebih ke arah negativ maka, lakukan kurang dari apa yang di harapkan. Jika valensinya lebih kearah positif, lakukan lebih jauh lagi dari yang diharapkan. Dan kebanyakan dari maksud pelanggaran dapat dipahami secara nyata, dan beberapa pelanggaran harapan nonverbal sebenarnya memiliki makna yang bias mengartikan macam macam atau dengan kata lain ambigu. Communicator Reward Valence adalah jumlah dari atribut positif dan juga jumlah atribut negative yang  dibawa oleh seseorang  untuk bertemu seseorang dan juga di ditambah potensi diri  yang dimiliki seseorang  untuk diberi kan imbalan atau bahkan, hukuman. Pelanggaran yang membingungkan memaksa korbanya untuk mencari kontek social sebagai sebuah petunjuk arti mereka, dan ketika itulah communicator reward valence itu berjalan. Dan juga Sebagai bukti dari apa yang dikatakan kemampuan memprediksinya yang  telah digunakan untuk memperkirakan bahkan menjelaskan sikap dan perilaku  perilaku seseorang di berbagai macam konteks komunikasi.


Catatan keritis :
Setelah membaca dan mencari informasi tentang teori pelanggaran harapan dalam sebuah komunikasi interpersonal yang di kemukakan oleh Judee Burgoon, saya  akui teori ini menarik . tak sadar kita sering menggunakan teori yang di kemukakan oleh Judee Burgon ini. Dalam teori ini menekankan bahwa : setiap orang saat dalam berinteraksi pasti memliki pendapat atau presepsi yang berbeda terhadap orang atau lawan bicaranya  juga sang lawan memberikan perilaku yang juga tidak bisa diduga sebelumnya.

Penerapan :
Menurut saya teori ini cocok di terapkan di tingkat komunikasi interpersonal karena menurut saya jika semakin sedikit jumlah orang, maka jelas akan lebih mudah memprediksi perilaku –perilaku yang tak terduga .. Jika lawan bicara kita jumlahnya besar, maka kita akan semakin kesulitan dalam memprediksi perilaku tidak terduga yang akan mereka berikan.
Contoh kasus
Pada saat salah seorang teman saya berulang tahun, saya dengan teman teman yang lain berniat akan mengerjai atau memberi sureprise kepada dia. Tapi sebelumnya saya inginkan ia di kerjai dahulu dengan mendapat persetujuan dengan yang lain maka rencana pun daitur. Dan eksekusi dikerjainya dia pun berhasil namun kami berharap bahwa dia akan senang setelah dikerjainya karena dia tau ini hari ulang tahunnya. Tapi, nyatanya ia malah marah dan dengan nada yang tinggi dia malah memarahi kami dan kami hanya bisa meminta maaf, tapi nyatanya pada akhirnya ia malah tertawa dan balik mengerjai kami. Inilah yang disebut perilaku yang tak terduga . dan pas bila dengan mkasud contoh kasus teori pelanggaran harapan.






3 komentar: